Komunikasi Literasi Digital Berbasis AI Harus Mencerdaskan
Jember, Media Center Fakultas Dakwah - Kehadiran kecerdasan buatan atau dikenal dengan Artificial Intelligence (AI) harus dimanfaatkan sebagai saluran informasi yang menyehatkan, edukasi yang memberdayakan, kontrol sosial dalam merekatkan masyarakat, hiburan yang mendidik, dan media bisnis yang menguntungkan.
Demikian diungkapkan Dr. Kun Wazis, S.Sos., M.I.Kom., dalam Webinar yang digelar Dewan Mahasiswa Fakultas Dakwah UIN KHAS Jember bertema “Pemanfataan Literasi Digital sebagai Pondasi Perguruan Tinggi di Era Artificial Intelligence” pada, Ahad (27/08/2023). “Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), memang tidak bisa dihindari seiring dengan kecepatan kecerdasan manusia yang meningkat. Salah satunya, produk siber AI yang meniscayakan mesin sebagai penerjemah realitas,” ujar dosen Fakultas Dakwah UIN KHAS Jember ini.
Fenomena perkembangan TIK berupa AI ini, lanjut Dr. Kun, sejatinya sudah diprediksi oleh McLuhan dalam Determinisme Teknologi tahun 1960-an silam yang menyatakan bahwa fase awalnya manusia menciptakan teknologi, tapi pada perkembangannya manusia dikonstruksi oleh produk alat teknologi. “Nah, sekarang ini, posisi kita sudah dalam kendali teknologi, cara pandang, sikap, bahkan perilaku. Padahal, seperti awalnya, mestinya manusia tetap harus mengendalikan produk teknologi itu,” tegas alumni Jurnalis Radar Jember 1999-2009 ini.
Dr. Kun mencontohkan, membanjirkan beragam aplikasi media siber berbasis AI, seperti Ilovepdf.com, deepl.com, simodin.io, app.humata.ai, elicit.org, perplexity.ia, dan sejenisnya sudah sangat familiar di kalangan mahasiswa. “Untuk itu, sebagai sebuah media siber komunikasi, tidak masalah digunakan, sepanjang sumber-sumber data yang digunkaan dapat dipastikan kebenaran melalui model CCTV, yakni Cermati, Cek, Teliti, dan Verifikasi,” ungkap Kaprodi S2 KPI Pascasarjana UIN KHAS Jember ini.
Melalui langkah CCTV tersebut, berbagai data yang diakses tetap bisa ditelusuri kebenaran dan akurasinya. Mahasiswa ketika mengakses data, dapat melalui pencermatan terhadap link-link yang ditampilkan. Selanjutnya, ketika link tersebut dibuka, bisa dicek kembali sumber data, misalnya diakses isinya. Jika sudah terdownload, tetap diteliti kembali kesesuain narasi teksnya dengan data dan fakta. Langkah, akhir adalah melakukan verifikasi dengan sumber-sumber lain untuk memastikan alur sanad (sumber data yang akurat) sebagai data ilmiah. “Mahasiswa sebagai intelektual kritis, tetap harus menggunakan AI secara bijak, tidak semuanya langsung dijadikan sebagai bahan utama karya ilmiah. Tetapi, kreatifitas mahasiswa dalam melahirkan gagasan yang orisinil harus dikedepankan,” ujar anggota ICMI Jember ini.
Kepala Departemen Internal DEMA-Fakultas Dakwah UIN KHAS Jember, A. Azka Faadiya H. N selaku moderator dalam acara tersebut mengungkapkan, bahwa perkembangan yang pesat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah melahirkan Era AI. Melalui kecerdasan buatan itu, kemajuan teknologi semakin pesat sehingga menjadikan aktivitas manusia lebih mudah. “Dan kita sadari kemudahan AI yang begitu pesat ini telah masuk dalam lingkup kampus. Mulai dari administrasi, input data, mudahnya mendapati informasi, dan masih banyak hal lagi. Untuk itu, mahasiswa harus menyikapinya,” ujar mahasiswa KPI ini.
Berdasarkan pengamatannya, fenomena AI seperti pisau media bermata dua, bisa bermakna positif dan negatif, tergantung tujuan menggunakannya. “Untuk itu, acara ini digelar. Karena pada kenyataannya, ada yang tidak kita sadari, AI malah terkadang membuat kita sebagai mahasiswa menjadi ketergantungan, tidak kreatif, instant, tidak mandiri, misalnya mencontek atau plagiasi lewat AI, atau membuat karya lewat AI bukan hasil sendiri,” ujarnya.
Koordinator Media Center: Abdul Choliq
Penulis: Dr. Kun Wazis, S.Sos. M.I.Kom
Editor: Abdul Choliq, Firdaus Dwi, Nuzul Ahadiyanto
