fakultasdakwah@uinkhas.ac.id -

TELITI PERSAINGAN BISNIS MEDIA, DOSEN KPI RAIH DOKTOR

Home >Berita >TELITI PERSAINGAN BISNIS MEDIA, DOSEN KPI RAIH DOKTOR
Diposting : Rabu, 24 Jan 2024, 16:56:45 | Dilihat : 376 kali
TELITI PERSAINGAN BISNIS MEDIA, DOSEN KPI RAIH DOKTOR


Jember, Media Center Fakultas Dakwah – Persaingan bisnis media semakin ketat di era digital. Semakin banyak media multiplatform baru bermunculan, membuat media cetak semakin terpinggirkan. Bahkan, sudah tak terhitung jumlah media cetak yang kolaps karena ditinggal pembacanya. Pelanggannya banyak beralih ke media digital berbasis internet. Selain karena mudah diakses, media digital juga tergolong murah, praktis dan lebih variatif isinya. Itulah beberapa tantangan dan persaingan yang harus dihadapi oleh pengelola media cetak di era digital saat ini. “Kalau pengelola media cetak tidak mampu menaklukkan tantangan itu, tentunya akan tergilas oleh perkembangan zaman,” tandas Dosen Fakultas Dakwah UIN KHAS Jember Abdul Choliq Baya, usai mempertahankan disertasinya dalam ujian terbuka pada Program Studi Doktor Ilmu Administrasi FISIP Universitas Jember, Rabu (24/01).

Persaingan bisnis media cetak menghadapi era digital menjadi fokus penelitian disertasi Choliq yang juga Direktur Jawa Pos Radar Jember (JPRJ). Obyek yang diteliti praktisi seklaigus akademisi ini terkait langsung dengan perusahaan media JPRJ yang dikelolanya. Terutama menyangkut strategi bersaing yang dilakukan JPRJ di era disrupsi digital. Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam yang sudah hampir 30 tahun menjadi praktisi media di Jawa Pos ini mengatakan, Saat ini perusahaan media cetak mengalami tantangan yang amat dahsyat. Persaingan bisnis yang terjadi dalam berebut pembaca dan kue iklan tidak hanya dengan sesama media cetak, tapi juga dengan media online dan media sosial. Bahkan, untuk mempertahankan hidupnya, beberapa perusahaan media cetak ada yang menjelma menjadi media online. Ada pula yang berkonvergensi dengan berbagai platform media baru sehingga menjadi perusahaan media multiplatform.

“Kalau pengelola media cetak tidak melakukan langkah-langkah antisipatif melalui inovasi manajemen maupun konten yang ditampilkan, serta terobosan lain, sudah pasti akan tergilas oleh kehadiran platform media baru,” ujar Cho, panggilan akrab Choliq Baya.

Dalam disertasinya, Choliq fokus meneliti kebijakan manajemen bernama ASSSIC (Accurate, Solid, Speed, Smart, Innovative, Commitment) yang diterapkan JPRJ dalam menghadapi persaingan bisnis agar tetap eksis. Kebijakan manajemen itu secara implementatif memunculkan dua inovasi. Yaitu, inovasi internal bernama ASSSIC-RJ dalam bentuk aplikasi digital yang dijadikan sistem informasi manajemen (SIM) sebagai acuan kinerja karyawan.

Melalui aplikasi ASSSIC-RJ, kinerja karyawan menjadi terukur. Bahkan, pekerjaan tidak harus dilakukan di kantor tapi bisa dari mana saja. “Melalui aplikasi ASSSIC-RJ, kinerja karyawan menjadi efektif dan efisien,” tandas Choliq yang juga mantan direktur Jawa Pos Radar Mojokerto dan Radar Banyuwangi.

Kebijakan manajemen ASSSIC juga menelorkan banyak inovasi produk (eksternal) untuk menghadapi persaingan dengan media lain. Inovasi yang telah dilakukan JPRJ antara lain membuat koran di atas awan, yaitu di puncak Gunung Bromo atau dikenal B-29 Lumajang yang berada di ketinggian 2900 mdpl. Juga membuat gebrakan “koran bisa bicara” (menampilkan komentar dalam bentuk rekaman video dari para tokoh) melalui teknologi augmented reality (AR). Caranya cukup dengan mengarahkan kamera HP ke gambar tokoh yang ada di koran, langsung muncul video.

Selain itu, masih banyak produk inovasi lainnya yang ditelorkan oleh masing-masing divisi maupun hasil kolaborasi antardivisi yang ada di JPRJ. Misalnya, supaya tidak kalah dengan produk media elektronik, media online maupun media sosial, JPRJ melahirkan produk e-paper, e-koran, aplikasi even virtual zona-expo, view paper dan magazine style. Termasuk, tampilan berita di koran yang disertai dengan barcode berisi tayangan video liputan. Pembaca cukup memindai barcode yang disertakan di koran sudah bisa melihat liputan livenya sebagaimana berita di televisi.

Berbagai macam strategi bersaing dalam bentuk inovasi manajemen dan inovasi produk itu yang menjadikan JPRJ masih bisa eksis menghadapi era disrupsi digital saat ini. Termasuk, juga melakukan konvergensi (penggabungan) dengan platform media baru seperti media online dan berbagai macam media sosial. Sehingga JPRJ sekarang sudah berubah menjadi media multiplatform dengan tetap mempertahankan keberadaan media cetak sebagai core bisnisnya.

“Setelah menerapkan kebijkan manajemen ASSSIC itu pula di tahun 2021 JPRJ dinobatkan sebagai perusahaan dengan performa terbaik di antara 19 perusahaan dalam grup Jawa Pos Radar kategori AA,” papar bapak tiga anak yang kini sudah memasuki usia 56 tahun.Meski demikian, lanjut Choliq, strategi bersaing yang dilakukan oleh JPRJ juga masih banyak kelemahan yang harus dibenahi. Sarannya, untuk memperkuat persaingan bisnis media, JPRJ harus terus melakukan peningkatan kualitas konten dan layanan. Selain itu, mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk menjangkau lebih banyak pembaca. Terakhir, membangun keunggulan kompetitif yang unik untuk membedakan dengan media lain. (*)

Koordinator Media Center : Zulfan Nabrisah
Penulis: Nuzul Ahadiyanto
Editor : Nuzul Ahadiyanto, Firdaus Dwi

Berita Terbaru

Seluruh Ruang Kuliah Akan Dipasang Smart Teve
16 Sep 2024By dakwah
Komunikasi Literasi Digital Berbasis AI Harus Mencerdaskan
16 Sep 2024By dakwah
Deteksi Dini Cegah Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa
16 Sep 2024By dakwah

Agenda

Informasi Terbaru

Belum ada Informasi Terbaru

Lowongan

;